Makalah
Fisika Batuan
RADIOAKTIFITAS ALAMI BATUAN
KELOMPOK 4
MUH.NUR IQLAL MANAI
ASNUR AZIS
RAODAH
HENA SURI INTAN PERTIWI
IKAWATI BASRI
PROGRAM STUDI GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
Dasar Fisis
·
Atom tersusun atas inti atom yang terdiri dari proton (bermuatan
positif) dan neutron (netral). Inti atom ini dikelilingi oleh elektron yang
bermuatan negatif
·
Isotop adalah
nuklida-nuklida dengan nomor atom sama, tetapi nomor massanya berbeda.
Sedangkan Isobar adalah atom-atom yang nomor atomnya berbeda, tetapi
jumlah nukleonnya sama/nomor massa sama.
·
Radioaktivitas alami merupakan proses
peluruhan secara spontan dari atom yang memiliki isotop tertentu ke isotop
lainnya.
·
Peluruhan dikarakterisasi oleh emisi
partikel alfa (radiasi-a), atau partikel beta (radiasi-b), atau radiasi
elektromagnetik (radiasi-g).
·
Dalam prakteknya dalam dunia
Geofisika radiasi gamma ini merupakan yang paling penting, karena radiasi
partikel(a dan b) memiliki penetrasi yang rendah terhadap batuan.
Sinar α sangat mudah dihentikan hanya dengan
selembar kertas, sinar β dapat dihentikan dengan beberapa
milimeter aluminium, sedangkan sinar γ dapat dihentikan
dengan beberapa centimeter timah. Jadi, yang dapat menembus batuan 50~75cm
adalah sinar gamma.
Sifat-sifat sinar α ,sinar β dan sinar g
Sinar α
- dihasilkan oleh pancaran partikel α
- mempunyai daya penetrasi atau tembus terlemah dibandingkan dengan sinar β dan g
- memiliki daya ionisasi paling kuat sebab muatannya paling besar
- dibelokkan oleh medan magnetik dan medan listrik
Sinar β
- dihasilkan oleh pancaran partikel β
- mempunyai daya tembus lebih besar daripada sinar α, tetapi lebih kecil dari sinar g
- dibelokkan dengan kuat oleh medan magnetik dan medan listrik karena massanya sangat kecil
Sinar g
- mempunyai daya tembus yang paling besar namun daya ionisasi paling lemah.
- Tidak dibelokkan oleh medan magnetik dan medan listrik
- Sinar g merupakan radiasi EM dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar g tidak bermuatan dan tidak bermassa
- Sinar radioaktif pada suatu medan listrik
1.
BATUAN BEKU
Radioaktivitas pada batuan beku, meningkat
dari batuan beku basa ke batuan beku asam.
Nilai rata-rata kandungan U, Th, dan K dalam batuan beku
Radioaktivitas
pada batuan beku intrusif
Jika terintrusi di atas zona subduksi
o Kandungan U, Th, dan K rendah
Jika terintrusi di
zona subduksi atau di bawahnya
o Kandungan U, Th, dan K tinggi
Perbandingan
elemen radioaktif dalam batuan vulkanik pada beberapa daerah tektonik yang
berbeda
Ocean floor : tholeiitic basalts, high partial melting →konsentrasi elemen radioaktifnya rendah
Ocean islands :
memiliki kandungan radioaktif yang tinggi
Island arcs : terdapat
tholeiitic dan andesitic
Continental margins
: terdapat andesitic, rhyolithic,
dan dacitic
Intracontinental : kandungan SiO2 nya tinggi
2. BATUAN METAMORF
Elemen Radioaktif semakin berkurang dengan proses
metamorfisme. Penghabisan Uranium danThorium disebabkan oleh
proses metamorfisme yang berlangsung secara progresif.
Uranium dan Thorium berkecenderungan
mengalami migrasi ke arah atas dalam kerak bumi Karena adanya
reaksi dehidrasi (pengeringan), atau karena
adanya peleburan batuan
(melting) di dekat dasar kerak bumi (migmatites).
Potassium tidak begitu
terpengaruh oleh proses- proses tersebut.
Rata-rata perbandingan Thorium dengan Uranium dalam
batuan metamorf menyimpang
dari nilai tertentu
pada beberapa batuan intrusif. Hal
ini sesuai dengan
jumlah radioaktif yang
hilang selama proses metamorfisme, dimana
pergerakan Uranium sangat dominan. Penyebab mudahnya
pergerakan dari U
adalah bahwa uranium ini
ikatan ionnya yang
mudah lepas, dalam batas antar butir batuan dan pada
permukaan internal.
3. BATUAN SEDIMEN
Kecenderungan radioaktivitas alam
secara umum, dalam batuan sedimen. Secara rata-rata, konsentrasi
Potasium dalam batuan lebih rendah daripada Uranium dan Thorium. Karbonat memiliki kandungan radioaktif alami
yang paling rendah diantara batuan sedimen lainnya. Secara umum, Shale memiliki
tingkat radioaktif alami yang paling tinggi dibandingkan dengan batuan sedimen
lainnya. Untuk membedakan antara Shale dengan batuan sedimen lainnya, digunakan
Gamma-ray Sonde.
Korelasi
antara kandungan clay dengan radiasi batuan sedimen sangat penting dalam
penentuan karakteristik reservoar,
yaitu dengan memperhatikan
beberapa hal berikut ini :
o Perbedaan antara Clay dengan lapisan-lapisan pasir (sand layers)
o Penentuan
kandungan Clay dalam batuan sedimen
o Pengkarakteristikkan
tipe-tipe Clay
Korelasi ini
dapat berubah bila
mineral radioaktif lainnya (contoh : feldspar, mica, glauconite,
monazite, dan zircon) terdapat dalam batuan klastik (clean clastic rocks).
Korelasi berdasarkan
intensitas radiasi sinar :
4. PENGUKURAN
RADIOAKTIF DALAM SUATU FORMASI BATUAN
Gamma Ray Log adalah metoda untuk mengukur
radiasi sinar gamma yang dihasilkan oleh unsur-unsur radioaktif yang terdapat
dalam lapisan batuan di sepanjang lubang bor.
Unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan
batuan tersebut diantaranya Uranium, Thorium, Potassium, Radium, dan lain-lain.
Pada dasarnya Gamma Ray Log (GR Log) merekam pancaran radioaktif dari formasi.
Sinar radioaktif alami yang direkam berupa uranium, thorium, dan potassium.
Log gamma ray merekam unsur radioaktif dalam
skala API. Satuan dasarnya adalah CPS (count per second) yang kemudian dirubah
menjadi API setelah dikalibrasi dengan suatu formasi yang sudah diketahui
persis kandungan mineral radioaktifnya (U, Th and K).
Unsur radioaktif umumnya banyak terdapat dalam
shale (serpih—campuran lempung dan lanau) dan sedikit sekali terdapat
dalam sandstone, limestone, dolomite, coal, gypsum, dan lain-lain.
Pada interpretasi lapisan batubara, nilai
gamma ray memperlihatkan harga yang paling rendah, karena batubara sangat
sedikit mengandung unsur Kalium. Respon gamma dengan harga yang lebih besar
daripada batubara diperlihatkan oleh respon lapisan keras yang banyak
mengandung silica, dan kemudian oleh respon batupasir. Respon gamma yang tinggi
diperlihatkan oleh batu lanau dan batu lempung.
Berikut ini adalah contoh kandungan unsur
radioaktif dari lempung Kimmeridgian di daerah laut utara (Gjorlykke, 1975)
Unsur
|
Jumlah
|
Presentase
|
Uranium
|
5.27 ppm
|
61
|
Thorium
|
10.46 ppm
|
33
|
Potasium
|
1.34 %
|
6
|
Dengan
demikian besaran gamma ray log yang terdapat didalam rekaman merupakan jumlah
total dari radiasi yang dihasilkan oleh semua unsur radioaktif yang ada di
dalam batuan. Untuk memisahkan jenis-jenis bahan radioaktif yang berpengaruh
pada bacaan gamma ray dilakukan gamma ray spectroscopy.
Spectroscopy ini penting dilakukan ketika kita
berhadapan dengan batuan non-shale yang memungkinkan untuk memiliki unsur
radioaktif, seperti mineralisasi uranium pada sandstone, potassium feldsfar
atau uranium yang mungkin terdapat pada coal dan dolomite.
Macam
Gamma Ray Log
•
Log yang
menggunakan sinar gamma natural yang disebut dengan Spectral Gamma Ray Log
(SGR).
•
Log yang
menggunakan sinar gamma non-natural (gamma ray total). Densitas
(density) atau rapat massa batuan dapat diukur dengan memanfaatkan sinar gamma.
Untuk keperluan ini dipakai sumber sinar gamma misalnya Cesium-137 yang mampu
memancarkan sinar gamma ke dalam formasi batuan.
Gamma-ray log memiliki dua manfaat mendasar yang
penting untuk pemetaan:
•
memberikan
analisis dasar ukuran butir, dan
•
dapat
digunakan dalam berbagai bentuk casing lubang bor, di atas atau di bawah air
Selain itu, log gamma ray dapat digunakan sebagai
pengganti SP Log untuk pendeteksian lapisan permeable,karena untuk formasi yang
tidak terlalu resistif hasil SP Log tidak terlalu akurat.
Seperti halnya logging yang lainnya, pengukuran
gamma ray log dilakukan dengan menurunkan instrument gamma ray log kedalam
lubang bor dan merekam radiasi sinar gamma untuk setiap interval tertentu.
Biasanya interval perekaman gamma ray (baca: resolusi vertikal) sebesar 0.5
feet. Dikarenakan
sinar gamma dapat menembus logam dan semen, maka logging gamma ray dapat
dilakukan pada lubang bor yang telah dipasang casing ataupun telah dilakukan
cementing. Walaupun terjadi atenuasi sinar gamma karena casing dan semen, akan
tetapi energinya masih cukup kuat untuk mengukur sifat radiasi gamma pada
formasi batuan disampingnya.
alat Gamma-ray-log mendeteksi foton radiasi gamma
yang diterima oleh kristal selama periode waktu tertentu
Gambar Prinsip pelipatgandaan elektron di dalam
tabung PMT
Gamma ray log memiliki tipikal kisaran API
biasanya berkisar antara 0 s/d 150. Walaupun terdapat juga suatu kasus dengan
nilai gamma ray sampai 200 API untuk jenis organic rich shale.
contoh interpretasi lapisan batuan untuk mendiskriminasi sandstone dari shale dengan menggunakan log gamma ray.
contoh interpretasi lapisan batuan untuk mendiskriminasi sandstone dari shale dengan menggunakan log gamma ray.
Dikarenakan log gamma ray memiliki kapabilitas
untuk mengukur derajat kandungan shale di dalam lapisan batuan, maka didalam
industri migas gamma ray log kerap kali digunakan untuk memprediksi besaran
volume shale atau dikenal dengan Vshale dengan formulasi:
Gambar dibawah ini menunjukkan teknis
perhitungan Vshale untuk shale A dari sebuah gamma ray log. Perhatikan bahwa
penentuan nilai-nilai tersebut bersifat interpretative.
Faktor yang mempengaruhi respon alat,
diantaranya:
•
Borehole
Effect
Dipengaruhi
oleh tipe alat dan ukuran lubang bor.
•
Tipe Lumpur
Densitas lumpur memiliki pengaruh pada tingkat
deteksi, lumpur dengan densitas tinggi menyerap sinar gamma lebih efisien dan
mengurangi rata-rata perhitungan.
KEGUNAAN
Log gamma ray digunakan untuk membedakan
lapisan-lapisan shale dan non shale pada sumur-sumur open hole
atau cased hole dan juga pada kondisi ada lumpur maupun tidak. Log Sinar
Gamma digunakan untuk identifikasi litologi, korelasi antar formasi, dan
perhitungan volume shale atau prosentase kandungan shale pada lapisan
permeable. Log ini juga bisa menentukan kedalaman perforasi yang telah
diinjeksi air (water plugging).
Sinar gamma sangat efektif dalam membedakan
lapisan permeable dan non permeable karena unsur-unsur radioaktif cenderung
berpusat di dalam serpih yang non permeable dan tidak banyak terdapat dalam
batuan karbonat atau pasir yang secara umum bersifat permeable.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar